Soal Penendangan Sesajen, Pemred JOL: Jangan Jadi Agama Kagetan!

September 27, 2023
Soal Penendangan Sesajen, Pemred JOL: Jangan Jadi Agama Kagetan!

Jakarta, JATMAN Online – Duta Damai Jakarta menyelenggarakan diskusi atau “Talk Peace” secara daring, pada Jumat (21/1) Malam, terkait peristiwa intoleransi yang terjadi beberapa waktu lalu di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Tengah, dengan tema “Huru Hara Sesajen di Jagat Maya”.

Sebagai narasumber diskusi ini Pemred Jatman Online Warto’i dan Ketua PK MATAN UNJ 2021 Hafis Maulana Ihsan dengan dimoderatori oleh Anggota Duta Damai Jakarta Adi Razalafna.

Diskusi ini mengarah kepada bagaimana agama memandang sesajen sebagai bagian dari budaya dan kepercayaan masyarakat, serta batasan asimilasi dakwah Islam dan budaya nusantara.

Lebih dalam, menurut sudut pandang tasawuf, keyakinan diartikan bukan sebatas konsepsi teologi tentang Tuhan semata, melainkan sebagai sebuah dapur yang tak perlu dipaksakan kepada orang lain dalam konteks perbedaan.

“Analogi bekel makanan yaitu kepercayaan adalah dapur, dan kebaikan adalah displaynya,” ujar Hafis mengutip perkataan Caknun.

Hafis dan To’i mengajak kita semua untuk saling menghargai, mengormati, memahami, mendalami dan mencari titik kesamaan dalam konteks keberagaman dan keberagamaan.

Seperti yang disampaikan oleh Pemred JATMAN Online dalam diskusi kali ini hendaknya dalam beragama diperlukan saling mengenal dan saling memahami dan tidak menjadi kaum beragama yang kagetan.

“Dalam beragama harus saling mengenal, menghormati dan menghargai maka lahirlah toleransi dan jangan jadi agama kagetan,” pungkas To’i.

Lebih lanjut, Warto’i, menjelaskan pandangan tentang keyakinan tasawuf menyikapi kasus penendangan sesajen di lereng gunung semeru.

“Tasawuf itu ajaran Islam yang notabenenya sudah naik tingkatan dari dua ajaran pokok yaitu Islam, Iman dan Ihsan sendiri merupakan dasar dari tasawuf, artinya kalau sudah bertasawuf maka tidak akan mungkin seorang sufi melakukan hal yang menyakiti atau menyindir orang lain apalagi kepercayaan orang lain seperti yang dilakukan orang yang menendang sesajen itu,” jelasnya.

Menutup acara diskusi ini para narasumber berkomitmen agar selalu mendakwahkan perdamaian dengan kelebihan yang dimiliki masing-masing. moderator juga mengajak untuk mengatakan; “Berani Damai Saatnya Beraksi”.