Pesan Penting Habib Luthfi di Penutupan Muktamar Sufi Internasional

Pekalongan, JATMAN Online – Ketua Forum Ulama Sufi Dunia Habib Luthfi bin Yahya menyampaikan pesan penting dalam pidato pada acara penutupan Muktamar Sufi Internasional di Sahid Convention Center Pekalongan pada Kamis (31/8/2023).
Habib Luthfi berpesan kepada ulama tarekat dan sufi membentengi diri sebagai penyejuk di tengah kehausan umat dan degradasi moral dan menipisnya nilai-nilai cinta kebangsaan.
Habib Luthfi mengibaratkan, orang haus maka mencari minum, lapar segera makan. Tapi, ketika hati kita kering kerontang, tidak tumbuh benih-benih cinta dan kasih sayang, maka ulama tarekat dan sufi harus berada di benteng terdepan.
“Obatnya kalimat Laailaahaillah Muhammadar Rasulullah. Bagaimana pun ulama tarekat dan sufi memiliki peranan penting yang memberikan manfaat bagi umat dalam segala aspek kehidupan. Jangan terlalu ribut membicarakan khilafiyah,” kata Habib Luthfi.
Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) ini menjelaskan jika masih ada yang beranggapan bahwa orang yang menggeluti dunia tasawuf hanya berkutat pada urusan akhirat dan takut pada dunia. Pemahaman seperti ini menurutnya tidak tepat dan perlu untuk diluruskan.
“Sekarang sangat diperlukan sekali, apa sebenarnya tasawuf tersebut. Kemungkinan masih banyak memahami dalam dunia tasawuf kalau orang tasawuf itu pandainya duduk, pandainya memutar tasbih, kurang peduli, sehingga jarang orang yang mau masuk tasawuf karena orang kalau sudah masuk tasawuf takut kepada dunia,” jelasnya.
Menurutnya, pemahaman-pemahaman ini perlu diluruskan apa sebenarnya tasawuf. Tasawuf adalah pembersih. Tazkiyatil qulub, bagaimana hati kita selalu bersih. Kalau kita secara lahir, kita mandi ada airnya, tayamum ada debunya, mau cuci muka ada airnya.
“Kita setiap hari tidak lepas dari membersihkan fisik. Dari mulai mandi sampai wudlu sampai cuci muka. Tapi kapan kita akan membersihkan hati? Dengan apa cara membersihkan hati? Jelas peranan tarekat di sini sangat diperlukan sekali. Yang tidak terlepas dalam dunia tarekat ada tazkiyatil qulub, untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang luar biasa,” ucapnya.
Tasawuf adalah pembersih hati seperti halnya wudhu dan mandi yang membersihkan fisik. Tasawuf membersihkan hati dari penyakit hati seperti hasud, takabbur, dengki, dan penyakit senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang.
“Mungkin senang kalau melihat negara ini pecah belah, rakyat tidak akur, ramai, dan gembira sekali. Ini penyakit-penyakit hati yang sangat mengerikan,” jelasnya.
Habib Luthfi juga mengingatkan bahwa ulama tasawuf juga mampu ikut serta dalam pembangunan berbagai sektor mulai ekonomi, pertanian, sampai dengan ketahanan dan pertahanan nasional.
“Pasti ulama-ulama di manapun negara ini, dengan cintanya kepada tanah airnya, pasti akan menjadi contoh yang luar biasa,” paparnya.
Dengan hal ini, Habib Luthfi menyampaikan maka kemandirian akan terwujud di berbagai aspek kehidupan dengan menumbuhkan berbagai langkah yang memberi maslahat kepada umat. “Mampu tangan di atas, bukan tangan di bawah,” tegasnya.
Sehingga, Habib Luthi menegaskan kembali bahwa ulama tasawuf bukan hanya mengurusi akhirat saja dengan duduk dan memutar tasbih namun ternyata ahli tasawuf bisa menjadi ahli ekonom, ahli pertanian, dan ahli di bidang ilmu-ilmu lainnya.
“Ulama tasawuf seorang pecinta tanah airnya yang luar biasa yang selalu menjadi pemuka paling terdepan untuk mempersatukan umat dan mempersatukan bangsa ini,” ungkapnya.