Perkuat Persatuan, Habib Luthfi Lakukan Safari Kebhinekaan di Indramayu

September 27, 2023
Perkuat Persatuan, Habib Luthfi Lakukan Safari Kebhinekaan di Indramayu

Indramayu, JATMAN Online – Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah al Mu’tabarah an Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya melakukan safari kebhinekaan di Masjid Agung, Indramayu, pada Kamis (11/03).

Safari Kebhinekaan mengangkat tema “Meneguhkan Persatuan dan Kesatuan Dalam Kebhinekaan”. Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Indramayu Nina Agustina, tokoh lintas agama, sektoral dan organisasi masyarakat di Kabupaten Indramayu.

Dilansir dari Diskominfo Indramayu, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengatakan, Safari Kebhinekaan ini memiliki makna dan tujuan, melalui kegiatan ini sebagai menguatkan persatuan bangsa serta untuk cinta tanah air.

“Safari Kebhinekaan pasti ada alasannya, tidak sembarangan kita melangkah atau sekedar melihat kejadian. Mengapa, karena akhir-akhir ini merosotnya rasa nasionalisme, merosotnya rasa cinta bangsa dan rasa tanah air. Sehingga kita mudah digoyahkan dan sebagainya. Sehingga sejauh manakah kita bertanggungjawab bukan menjadi seremonial,” ujarnya.

Habib Luthfi menegaskan Safari Kebhinekaan ini tidak dijadikan kegiatan seremonial semata seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya yang hanya diperdengarkan atau dinyanyikan dan berdiri tegak disertai sikap hormat, melainkan perlu memaknai setiap lirik yang dinyanyikan dengan penuh rasa nasionalisme.

“Meski menyanyikan lagu Indonesia Raya seminggu sekali atau hanya mengikuti upacara, tapi tanggung jawab rasa memiliki “handarbeni” dalam lagu Indonesia Raya yang kita Ikrar kan “Indonesia Tanah Airku” menjadi bekal untuk tantangan bangsa ke depan,” kata Habib Luthfi.

Lanjut, Habib Luthfi, kerukunan umat beragama merupakan salah satu modal dasar persatuan dan kesatuan bangsa. Ketika dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, toleransi antarumat beragama akan mampu memperkuat sistem pertahanan dan ketahanan nasional.

“Sejak dini kita harus tanamkan kebhinekaan kepada anak-anak kita, dimulai hal-hal yang paling kecil. Tidak untuk membicarakan perbedaan, tapi demi satu Indonesia,” jelas ulama kharismatik asal Pekalongan Jawa Tengah.

Menurutnya, tanggung jawab untuk menanamkan jiwa nasionalisme, bukan sekadar sebagai kegiatan seremonial belaka. Tapi, lebih dari itu, jiwa nasionalisme yang dipupuk akan menjadi bekal keberlangsungan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan dunia.

“Ke depan, tantangan sebagai bangsa Indonesia akan semakin berat dan semakin besar. Tidak hanya faktor intern dalam negeri, namun juga faktor konstelasi politik di luar negeri,” tambahnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, dengan tetap menjaga dan mempertahankan kearifan budaya local adalah salah satu langkah yang bisa dilakukan. Identitas sebagai bangsa dengan beragam latar belakang ini, dapat memberikan kekuatan lebih untuk membangun dan memajukan bangsa Indonesia.

“Contohnya bisa kita ambil pelajaran dari kisah pewayangan, yang memiliki nilai filosofi yang sangat tinggi. Filosofi yang terkandung, jauh-jauh hari telah disiapkan oleh Wali Songo, dari Kanjeng Sunan Bonang hingga Kanjeng Sunan Kalijaga,” jelasnya.

Ketua Forum Sufi Dunia itu meminta segenap komponen bangsa untuk bersatu dalam menjawab tantangan dunia, dengan visi yang jauh ke depan. Diantaranya dengan memerangi segala bentuk hoaks, yang banyak beredar dan berseliweran menggerogoti persatuan dan kesatuan bangsa.

“Dengan banyaknya tokoh lintas agama berkumpul dan berdampingan saat ini, merupakan benteng persatuan dan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.”

“Dan Indramayu merupakan contoh keberagaman, dengan toleransi antar umat beragama yang patut ditiru oleh daerah lain di Indonesia,” tandasnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Safari Kebhinekaan ini tiada lain untuk mempersatukan rakyat Jawa Barat dengan beragam agama, dengan berbagai macam kepercayaan. Mengingat, agama bukan hanya modal spiritual dalam kehidupan tetapi agama bisa dijadikan modal sosial untuk membangun kesejahteraan.

“Kita bisa bersatu, kita bisa bersama-sama karena memang dengan bersatu dan kebersamaan kita akan menjadi sebuah kekuatan,” ungkapnya.