Peringatan Haul Abah Guru Sekumpul Dipadati Lautan Manusia

Banjar, JATMAN Online – Peringatan Haul Abah Guru Sekumpul di Kota Martapura menjadi salah satu momen yang paling ditunggu dan sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi muhibbin beliau di seluruh penjuru negeri. Acara yang selalu diadakan pada Bulan Rajab ini bahkan menjadi salah satu agenda wajib di Martapura.
Pada haul ke-18 di tahun ini, peringatan tersebut tidak hanya diselenggarakan di satu lokasi, melainkan di banyak tempat dan majelis taklim; seperti di Jl. Benua Anyar, Banjarmasin pada Kamis (18/01) yang menghadirkan KH. Muhammad Syukerani, KH. Munawwar Ghazali dan KH. Abdul Hakim; di Jl. Djok Mentaya, Banjarmasin pada Ahad (22/01) yang menghadirkan Ustaz H. Ilham Humaidi; di Kampung Keramat dan Ilmu Al-Qur’an Martapura serta Majlis Ta’lim dan Sholawat Fathurrosyad, Banjarmasin pada Kamis (26/01); dan puncaknya di Majelis Ar Raudhah Sekumpul Martapura pada Ahad (29/01).
Selain tanggal-tanggal di atas, haul Abah Guru Sekumpul juga siap dilaksanakan di beberapa lokasi lainnya seperti di Masjid Harun Aliyah dan Mabes Al Mahya Banjarmasin, masing-masing pada tanggal 31 Februari dan 1 Februari mendatang, serta di Masjid Jami Banjarmasin pada 7 Febuari.
Pelaksanaan Haul Abah Guru Sekumpul yang dilaksanakan di Kampung Keramat adalah peringatan yang dirayakan secara resmi oleh Gubernur Kalimantan Selatan, yakni di kediamannya. Pada kesempatan tersebut, hadir banyak ulama dan santri.
KH. Muhammad Wildan Salman, yang bertugas sebagai pembaca Manaqib Abah Guru Sekumpul menjelaskan secara runtut sejak Abah Guru lahir hingga memperoleh sanad keilmuan dari guru-gurunya.
“Syekh Zaini bin Abdul Ghani dilahirkan pada malam arbiah atau malam Rabu tanggal 27 Muharram tahun 1361 Hijriyah atau bersamaan dengan 11 Februari 1942 Masehi di Kampung Tunggul Iram, Seberang Martapura. Selama di Tunggul Iram, beliau tidak menyusu dengan ibu hanya menghisap liur Haji Abdurrahman atau Haji Agung sampai kenyang selama 40 hari. Selagi kecil namanya Qusyairi dan sejak kecil termasuk salah seorang yang Mahfudz yaitu suatu keadaan yang sangat jarang terjadi kecuali bagi orang-orang pilihan yang sudah ditentukan oleh Allah Swt. Beliau adalah salah seorang anak-anak yang mempunyai sifat-sifat dan pembawaan yang lain dari yang lain diantaranya beliau tidak pernah ihtilam. Beliau juga sejak kecil selalu berada di samping kedua orang tuanya dan nenek beliau yang bernama sa’diyah yang memeliharanya dengan penuh kasih sayang namun disiplin dalam pendidikan sehingga di masa anak-anak beliau sudah mulai ditanamkan pendidikan tauhid dan akhlak oleh ayah dan nenek beliau sendiri serta belajar membaca Alquran dengan demikian guru pertama dalam bidang tauhid dan akhlak adalah ayah dan nenek beliau sendiri yang selalu berada di sampingnya dan memimpinnya,” kata KH. Wildan Salman menceritakan.
Lanjutnya, “Meskipun kehidupan ekonomi kedua orang tua beliau dalam keadaan yang sangat lemah namun mereka sangat memperhatikan untuk membantu dan meringankan beban guru yang mengajar anak mereka membaca al-Quran sehingga setiap malam beliau diberi ‘sangu’ satu botol kecil yang berisi minyak tanah untuk diberikan kepada guru Muhammad Hasan yang mengajarinya. Dalam usia lebih kurang 7 tahun beliau sudah mulai belajar di madrasah di Kampung Keraton Martapura selama 2 tahun kemudian melanjutkan ke madrasah Darussalam Martapura sampai tamat dan tidak pernah sekolah SD atau sekolah dasar.
Pada kesempatan yang sama, hadir pula Wakil Presiden RI, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin dan beberapa ulama lain. Dalam sambutannya, mantan Ketua MUI itu menyampaikan bahwa orang shalih itu selalu menjalankan amalan fardhu dan amalan Sunnah, sebagaimana yang dilakukan oleh Abah Guru Sekumpul.
“Orang-orang shalihin adalah orang yang dekat kepada Allah karena banyak mengamalkan bukan hanya yang fardhu tetapi juga yang sunnah karena tidak cukup untuk hanya menjalankan 5 waktu tetapi beliau juga menjalankan sunnah-sunnahnya, tidak cukup puasa satu bulan Ramadan tetapi beliau juga menjalankan di bulan-bulan yang lain bahkan juga di hari-hari yang lain. Itulah sebabnya orang-orang shalihin itu dekat kepada Allah,” kata Wakil Presiden RI tersebut.
Dikutip dari ANTARA News, Kepala Kepolisian Resor Banjar Kalimantan Selatan AKBP Ifan Hariyat memperkirakan jumlah jamaah yang mengikuti Haul Akbar ke-18 Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul mencapai 2 juta orang.
“Jumlah jamaah yang jutaan orang tersebut diperhitungkan dari banyaknya jamaah dari kawasan Sekumpul hingga Bundaran Simpang Empat Banjarbaru dengan radius sekitar dua kilometer,” kata AKBP Ifan Hariyat.