Pendidikan dan Guru-Guru Habib Luthfi Bin Yahya
Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya memulai belajar langsung dari ayahnya al Habib al Hafidz ‘Ali al Ghalib, kemudia ia belajar di Madrasah Salafiyah selama tiga tahun. Pada saat di Madrasah guru-gurunya diantaranya yaitu:
- Al Alim al ‘Alamah Sayid Ahmad bin ‘Ali bin Al Alamah al Qutb As Sayid Ahmad bin Abdullah bin Thalib al Athas.
- Sayid al Habib al ‘Alim Husain bin Sayid HAsyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya, yang merupakan paman beliau sendiri.
- Sayid al ‘Alim Abu Bakar bin Abdullah bin Alawi bin Muhammad al Athas Ba ‘Alawi.
- Sayid al Alim Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al Athas Ba ‘Alawi.
Guru-guru Maulana Habib Luthfi secara sanad dan keturunan merupakan garis keturunan nabi Muhammad Saw. yang memiliki kredibilitas dalam sanad keilmuan dan genealoginya.
Baca juga: Keistimewaan Syekh Ali al-Khawwash
Mengarungi Pendidikan
Pada Tahun 1959 M, Habib Luthi bin Yahya melangkahkan kaki menuntut ilmu ke Pondok Pesantren Benda Kerep Cirebon. Lalu ke Indramayu, Purwokerto dan Tegal. Setelah itu, ia melangkah lebih jauh menghampiri negara datuk beliau Kanjeng Nabi Muhammad Saw yakni Mekah dan Madinah. Habib Luthfi menerima ilmu syari’ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah, guru-guru yang memiliki kecakapan dalam menguasai ilmu dhohiri maupun batini.
Baca juga: Mutiara Al Hikam 1: Usaha Penting Tapi bukan Segalanya
Dari guru-gurunya lah Maulana Habib Luthfi mendapatkan ijazah Khas (khusus) dan ‘Am (umum) dalam dakwan dan nasyru syariah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tasawuf, kitab-kitab hadis, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanad, nasab, kitab-kitab kedokteran dan juga Maulana Habib Luthfi bin Yahya mendapat ijazah untuk membaiat thariqah baik secara umum maupun khusus. Wallahua’lam
Sumber: Imam Khanafi, Tarekat Kebangsaan: Kajian Antropologi Sufi Terhadap Pemikiran Nasionalisme Habib Luthfie. (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013).
