Peacesantren Terakhir di Rembang, Pesan Damai dari Pesantren

Rembang, JATMAN Online – Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang Jawa Tengah menjadi Edisi Peacesantren terakhir di Bulan Ramadhan tahun ini yang digelar di Alun-Alun Rembang, Sabtu (30/3/2024).
Peacesantren: Pesan Damai dari Pesantren sebelumnya sudah diselenggarakan di Pesantren Az Ziyadah Jakarta Timur (Sabtu, 16 Maret 2024), Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang (Rabu, 20 Maret 2024), Pesantren Al Musaddadiyah Garut (Sabtu, 23 Maret 2024) dan Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta (Rabu, 27 Maret 2024).
Sekretaris Jenderal Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani menyampaikan pihaknya sengaja menggelar Peacesantren di bulan Ramadan agar pesan damai yang digaungkan lebih mudah diserap.
"Ramadan ini adalah bulan tempat menyucikan diri kita, untuk meredam berbagai hawa nafsu dan gangguan kemanusiaan. Dengan dilaksanakan di bulan Ramadan, saya yakin pesan damai lebih mudah terserap oleh sanubari kita," katanya.
Menurutnya pesantren adalah tempat yang damai sekaligus memiliki ide dan gagasan perdamaian yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan. Sehingga pesantren layak mengirimkan pesan damai kepada khalayak luas.
"Kalaupun ada hal yang berbeda, biasanya komunitas pesantren mampu menyelesaikannya dengan cara ngopi, jagongan, tentu juga dengan guyonan. Kita meyakini dari tempat yang penuh kedamaian maka pesan ini dapat diketuktularkan menjadi budaya bangsa," ujar Kang Dhani, sapaan akrabnya.
Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini menjelaskan bahwa Kemenag mengemas penyampaian pesan damai dari pesantren ini melalui seni. Dengan seni, pesan damai dilakukan dengan halus dan penuh keindahan.
"Harapannya pesan damai tidak sekadar berhenti di kata-kata, tetapi mampu diserap oleh sanubari kita dan diekspresikan oleh perilaku kita. Saya berharap masyarakat menerima pesan damai dari pesantren dengan baik," tuturnya.
Semenata itu, Wakil Bupati Rembang sekaligus Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Mochamad Henies Cholil Barro menyatakan, di pesantrennya nilai perdamaian bukan hanya diajarkan lewat kata-kata, tetapi langsung dipraktikkan.
"Pesantren Leteh letaknya di kota, bertetangga dengan kawan-kawan non-Muslim, dan selama ini dapat hidup damai dan berdampingan,” ucap pria yang biasa disapa Gus Hanies.
Gus Hanies mengisahkan, dulu persis di depan Pesantren Leteh adalah rumah seorang pemuka Katolik. Santri-santri Leteh, tidak pernah resah dan terusik dengan keberadaan tokoh non-Muslim tersebut.
“Bahkan tokoh itu sering datang di acara-acara keagamaan, dan kita tidak masalah,” paparnya.
Personil Gigi Thomas Ramdhan mengajak masyarakat untuk mensyukuri perdamaian. Kalau ingin suasana damai seperti sekarang ini, maka setiap orang harus punya niatan baik.
"Niat baik ini, Ibarat cahaya. Kalau niat baik dan kebaikan dilakukan secara serentak, cahaya yang menerangi akan semakin terang, maka hidup pun terasa damai,” ungkapnya.
Selain Gigi, Peacesantren edisi pamungkas ini juga diramaiakan musisi Padi Reborn. Kedua musisi itu menyampaikan pesan-pesan damai melalui lagu-lagu yang dibawakannya.
Peacesantren ini turut dihadiri Menag Yaqut Cholil Qoumas, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag, Eny Retno Yaqut, anggota DPR RI Komisi VIII Sri Wulan, Wakil Bupati Rembang, Mochamad Henies Cholil Barro, dan para pejabat eselon I Kemenag.