Menyelami Buku Shalawat Nariyah

September 20, 2023
Menyelami Buku Shalawat Nariyah

Shalawat nariyah adalah salah satu shalawat yang paling popular di Indonesia dan Mesir. Menurut ahlul asrar, shalawat nariyah sifatnya dingin karena dilimpahkan dan dipersembahkan kepada makhluk yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad Saw. Dalam Kitab An Najmuts Tsaqib halaman 110 karangan Ibnu Sha’d, shalawat nariah sudah berusia 500 tahun bersamaan dengan islamisasi di Indonesia yang sangat massif oleh walisongo pada abad ke-15.

Menurut beberapa ulama seperti Syeikh Abdullah Siddiq al Ghumari, Syeikh Ali Jum’ah, Habib Mundzir al Musawwa dan Syeikh Muhammad Zaki Ibrahim, shalawat nariyah dikarang oleh ulama yang bernama Syeikh Ibrahim at Tazi. Sedangkan beberapa ulama lainnya seperti Syeikh Muhammad bin Alwi al Maliki dan KH. Aziz Masyhuri menyatakan bahwa shalawat nariyah dikarang oleh Abdul Wahab at Tazi. Namun seluruhnya sepakat bahwa shalawat ini berasal dari Maroko dengan nama lain shalawat taziyah.

Shalawat nariyah yang sampai di Indonesia, sebetulnya sudah banyak mengalami penambahan kalimat dari redaksi aslinya, seperti lafadz “sayyidina muhammadinilladzi”yang sebelumnya hanya kata “ala nabiyyin”. Kemudian pada kalimat setelahnya ditemukan pula lafadz “wa husnul khawatim”, “al karim”, “fi kulli lamhatin wa nafasin bi’adadin kulli ma’lumin laka” yang seluruhnya merupakan tambahan-tambahan dari beberapa ulama dan sudah dijelaskan dalam buku Shalawat Nariyah tulisan Dr. Alvian Iqbal Zahasfan.

Dalam tulisannya, Dr. Alvian juga mengutip kitab Khozinatul Asrar karya Syeikh An Nazili halaman 181 yang menjelaskan tambahan lafadz shalawat, jumlah bilangan yang diijazahkan serta fadilahnya. Di dalamnya dijelaskan,

“Barangsiapa yang ingin menghasilkan sesuatu yang penting, atau menolak bencana, maka bacalah shalawat tafrijiyah (nama lain shalawat nariyah) ini, dan bertawasullah dengannya kepada Nabi, yang memiliki akhlak yang sangat agung, sebanyak 4444 kali, sesungguhnya Allah akan mengabulkan permohonannya sesuai dengan niatnya. Demikian pula disebutkan oleh muhadits besar, Ibnu Hajar al Atsqolani, bahwa bilangan itu ada sirr (rahasia)nya, karena itu merupakan suatu elemen dalam memberikan dampak qabul. Demikian dijelaskan dalam kitab Asrarus shalah (rahasia-rahasia shalawat)

Dr. Alvian juga mengkhususkan pengamal shalawat nariyah untuk bertawasul sebelum membacanya dan tetap menjaga adab-adab seorang muslim. Karena shalawat ini sejatinya ditujukan kepada Rasulullah Saw yang sangat menjunjung tinggi adab, maka membacanya pun harus menggunakan adab.