Kisah Dukun Santet Kelas Kakap yang Bertaubat Karena Shalawat
Diceritakan dari KH. Akhmad Shodiq, Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah Jalur KH. Muhammad Shiddiq Kudus, suatu hari ketika beliau sedang khalwatan dan memimpin zikiran zuhur di Kudus. Sewaktu beliau hendak memasuki ruang khalwat, ada seorang laki-laki yang mengikutinya. Laki-laki itu kemudian menangis dan menceritakan kisah perjalanan spiritualnya.
Ternyata, laki-laki itu dulunya adalah seorang dukun santet kelas berat. Ia bisa komunikasi dengan dukun manapun tanpa menggunakan alat apapun. Dukun itu tidak pernah salat dan sudah melakukan semua maksiat. Namun meskipun sering melakukan maksiat, ia memiliki kebaikan yang tidak pernah ditinggalkan walaupun ia sudah rusak, yaitu ia sangat menyukai shalawatan.
Suatu hari ia sedang melakukan maksiat di sebuah gedung hotel yang tinggi. Meskipun dalam kondisi seperti itu ia tetap melantunkan shalawatan. Begitu ia shalawatan ia mendengar ada suara,
"Mulut kotor kok membaca kalimat suci."
Sontak pada saat itu ia merasa seperti ditampar keras dan seketika menangis. Belum pernah ia menangis sedahsyat ini. Dalam hatinya ia berpikir,
“Sekotor inikah diri saya sehingga mengucapkan shalawat saja saya tidak berhak?”
Kemudian ketika menangis itu tiba-tiba ada suara lagi,
"Tidak usah pura-pura. Kalau memang kamu mau taubat benar, kamu harus berjalan kaki ke Pondok Piji Kudus (pondok asuhan KH. Muhammad Shiddiq Kudus)."
Lalu ia menjalankan apa yang diperintahkan oleh suara tersebut. Sampai di perbatasan Demak-Kudus, ia pingsan dan dibawa oleh orang-orang ke Masjid Demak terus dibawa pulang kembali.
Sewaktu hendak memasuki Kudus, teman-teman yang ahli sihir itu mengancam bahwa kalau sampai ia maju terus melanjutkan perjalanan, ia akan mati. Ia kemudian ketakutan dan kembali ke rumahnya di Kudus.
Sekembalinya ia di Kudus, ia gila dan dipasung selama tiga tahun. Setelah ia membaik, ia mencari cara agar bisa keluar dan melanjutkan niatnya ke Piji, Kudus.
Ketika ia sampai di Kudus, ia bertemu Kiai Affandi Shiddiq karena Kiai Muhammad Shiddiq sudah wafat. Ia kemudian ditanya oleh Kiai Affandi tentang maksud dan tujuan kedatangannya. Lalu ia minta dibaiat dan kemudian dibaiat langsung oleh Kiai Affandi.
Setelah selesai baiat itu, serangan ilmu hitam bertubi-tubi datang tapi seperti ada cemeti di langit yang mampu mematahkan semua serangan-serangan tersebut.
Kemudian ia juga bercerita kepada Kiai Shodiq bahwa ketika zikiran, ia mendengarkan suara,
"Wes bener, terusno (sudah benar, lanjutkan)."
Setelah menceritakan kisah laki-laki ini, Kiai Shodiq menambahkan bahwa orang yang sudah berbaiat secara benar maka semua ilmu hitamnya akan rontok dan putus. Jika tidak, biasanya pasti ada reaksi ketika ia melakukan zikir, seperti badannya terasa panas dan lain-lain. Tapi itu semua adalah bukti bahwa zikir bekerja dan nanti efeknya harus nikmat. Karena zikir itu bagaimanapun harus menentramkan. Wallau a’lam bisshawwab.