Kisah Abu Thalhah Yang Gemar Memuliakan Tamu

September 20, 2023 - 10:15
Kisah Abu Thalhah Yang Gemar Memuliakan Tamu

Dikisahkan dalam Kitab Riyadhus Shalihin, bahwa Abu Thalhah dan istrinya, Ummu Sulaim adalah orang yang miskin. Tetapi kemiskinannya itu tidak menghalangi keduanya untuk tetap bersedekah dan memuliakan tamu.

Suatu ketika Abu Thalhah melihat suara Rasulullah yang sedang bercengkerama dengan tamu-tamunya. Rupanya, ia mendengar percakapan bahwa Rasulullah bersama orang-orang tersebut dalam keadaan lapar. Kemudian Abu Thalhah pulang ke rumah untuk menemui istrinya dan bertanya,

“Apakah kau memiliki sesuatu yang bisa dimakan?

Lalu Ummu Sulaim menjawab,

“Aku memiliki sisa-sisa roti gandum.  Aku sudah memberikan sebagiannya untuk keledai, dan sebagiannya lagi masih kusimpan.”

Karena sangat ingin memuliakan Rasulullah bersama para tamunya, Abu Thalhah berinisiatif untuk menjamu mereka dengan apapun yang ia miliki. Segeralah ia kembali menemui Rasulullah yang pada saat itu sedang duduk di masjid bersama para tamunya.

Karena melihatnya datang Rasulullah kemudian bertanya,

“Apakah ada yang mengutusmu untuk datang kemari, Abu Thalhah?”

Kemudian ia menjawab,

“Benar, wahai Rasulullah.”

Lalu Rasulullah menimpali,

“Apakah untuk memberikan makanan?”

Abu Thalhah mengiyakan dan mempersilakan Rasulullah beserta para tamunya untuk datang ke rumahnya. Menanggapi undangan Abu Thalhah, Rasulullah kemudian mengajak tamu-tamunya itu untuk berdiri dan mengikuti Abu Thalhah menuju rumahnya.

Sesampainya Abu Thalhah di rumah, ia segera menemui istrinya dan mengabarkan bahwa Rasulullah dan rombongannya sudah datang dan menunggu di depan, seraya bertanya,

“Apakah kita memiliki sesuatu untuk dimakan?”

Mendengar ucapan suaminya, Ummu Sulaim bergegas untuk menyiapkan segala sesuatu yang bisa disuguhkan untuk memuliakan tamu-tamunya meskipun ia hanya punya sedikit roti untuk diolah.

Tanpa berpikir panjang  keduanya lalu menghadap Rasulullah dan mempersilahkannya masuk. Rasulullah tampak senang atas keramahan sang pemilik rumah.

Kemudian Ummu Sulaim membuat suatu hidangan yang terbuat dari sisa roti dalam sebuah wadah. Setelah semuanya siap, Rasulullah mempersilakan sepuluh orang pertama masuk dan menikmati hidangan tersebut hingga mereka semua kenyang. Setelah kesepuluh orang itu selesai makan, mereka keluar dan mempersilakan sepuluh orang berikutnya untuk masuk dan makan. Setelah kesepuluh orang berikutnya selesai mengenyangkan perut, mereka keluar dan Rasulullah memberikan giliran pada sepuluh orang lainnya. Begitu seterusnya hingga seluruh orang yang berjumlah 70 hingga 80 orang itu merasa kenyang semua.  

Setelah semuanya selesai makan, rupanya masih ada yang tersisa untuk tuan rumah dan untuk dibagikan kepada tetangga-tetangganya.

Melihat adonan yang sedikit itu, rasanya tidak mungkin Abu Thalhah dan istrinya bisa memberi makan untuk 80 orang tamu. Namun karena keikhlasan yang dimiliki oleh keduanya serta disambut oleh keridlaan dari Rasulullah, maka Allah memberikan keberkahan bagi keduanya dan tamu-tamunya. Sehingga sesuatu yang tampak mustahil menjadi amat mungkin terjadi.