Kiai Zakky Ingatkan Pentingnya Jaga lisan, Ini 5 Ketentuannya!
Jakarta, JATMAN Online – Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. KH. Zakky Mubarak, MA mengingatkan untuk senantiasa menjaga lisan dengan baik dan mempergunakannya dengan hal yang bermanfaat.
Kiai Zakky mengatakan pada abad kemajuan era IT (Information Technology), dijumpai berseliwerannya konsep-konsep dan pembicaraan dalam berbagai media. Dari pembicaraan yang disampaikan dalam berbagai forum, dijumpai ada yang bermanfaat.
“Namun demikian, banyak juga informasi dan pembicaraan yang ngawur tidak berguna, dan kadang-kadang merugikan,” tulis Kiai Zakky diakses JATMAN Online, Jum’at (2/6/2023) dalam akun facebook Zakky Mubarak Syamrakh.
Dosen Senior Universitas Indonesia ini menjelaskan bahawa umat manusia dalam ajaran Islam diarahkan agar menjaga lisannya dengan baik, lebih banyak berdiam diri dan apabila berbicara, selalu menyampaikan hal yang baik dan terpuji.
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah ia berbicara dengan yang terbaik atau berdiam diri. (HR. Muslim, 173).
“Berbicara yang baik dan santun akan menunjukkan kualitas dari pembicaranya dan sekaligus akan menjalin persaudaraan yang baik sesama umat manusia,” katanya.
Keluhuran dan kebaikan, lanjutnya, yang sering diungkapkan oleh orang-orang yang bijak dan memiliki kualitas nalar yang tinggi antara lain mengarahkan agar menjaga hubungan kasih sayang sesama umat manusia, memerintahkan sesamanya agar saling berbagi, menegakkan yang ma’ruf dan melakukan perbaikan dalam semua aspek dari kehidupan bermasyarakat.
۞لَّا خَيۡرَ فِي كَثِيرٖ مِّن نَّجۡوَىٰهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ أَوۡ إِصۡلَٰحِۢ بَيۡنَ ٱلنَّاسِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمٗا
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (QS. Al-Nisa, 04:114).
“Memperhatikan kenyataan ini, maka setiap individu manusia yang akan menyampaikan pembicaraan, ide, atau gagasan, hendaklah memperhatikan urgensi dari informasi yang disampaikannya. Memperhatikan juga sasaran tepat atau tidak untuk audiens yang dihadapi, sehingga gagasannya semakin berkualitas,” jelasnya.
Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU) ini memberikan lima tips ketentuan agar dapat menjaga lisan dengan baik dan bermanfaat, yaitu:
(1) hindari pembicaraan yang tidak berguna, karena langkahnya akan sia-sia dan tidak akan memberikan hasil yang diharapkan.
(2) jangan membicarakan hal-hal yang penting yang bukan pada tempatnya. Betapa banyak orang yang berbicara penting, akan tetapi tidak tepat sasarannya akan mengakibatkan mereka banyak dicemoohkan orang lain.
(3) Janganlah bersikap terlalu baik dan terlalu santun sehingga akan diremehkan oleh orang lain, tetapi bersikaplah secara wajar.
(4) belajarlah untuk menghormati dan memahami perkataan orang lain, apabila perkataan dan gagasan kita ingin diterima oleh mereka.
(5) bekerjalah terus menerus secara terpola dan tanamkan dalam diri kita sikap optimisme dengan mendapatkan balasan kebaikan di masa yang akan datang.
“Semua ketentuan tersebut di atas tidak mungkin dapat dilakukan oleh seseorang, apabila ia tidak mampu menjaga lisannya. Karena itu jagalah lisanmu untuk tidak berbicara, apabila tidak diperlukan. Kesalahan dalam berbicara atau kekeliruan yang terus menerus akan mengantarkan seseorang pada kerugian yang mengerikan di masa yang akan datang,” ungkapnya.