KH Miftachul Akhyar Jelaskan Jadi Hamba Allah Ahli Zikir

Jakarta, JATMAN Online – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa Syawal memiliki arti bulan peningkatan termasuk peningkatan amal setelah sebulan sebelumnya ditempa dengan puasa Ramadhan dan aneka ibadah yang lainnya. Bulan Syawal adalah kesempatan umat Islam menjadi hamba-hamba Allah yang ahli zikir.
"Syawal itu bulan peningkatan. Harus meningkat, jangan kayak kemarin," ucapnya pada saat mengisi kajian rutin Syarah Al-Hikam melalui youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar, Jum'at (26/4/2024).
Dilansir dari laman NU Online, di bulan Syawal seyogyanya memang menjadi kesempatan terbaik umat Islam untuk lebih meningkatkan kualitas ketakwaannya kepada Allah dengan memperbanyak zikir.
"Lebih-lebih Muslim pada umumnya kerap disebut telah kembali ke fitrah atau kembali suci setelah mendapat ampunan Allah di bulan Ramadhan. Ini pas sekali pada saat ini, bulan Syawal, di saat kita disebut sudah kembali kepada fitrahnya," jelasnya.
Menurutnya, ahli zikir adalah orang-orang yang hatinya dipenuhi dengan zikir kepada Allah. Menuju ke tahap itu harus terus melatih diri dengan semangat, hingga di kemudian hari mencapai derajat ahli zikir.
"Kalau orang zikir itu kan hatinya itu Allah saja. Kalau sudah begitu, tangan kita, mata kita, telinga kita, semua anggota tubuh kita mengarah kepada Allah," kata pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya, Jawa Timur ini.
Kiai Miftach menegaskan menjadi ahli zikir tentu tidak semata beribadah dengan cara berzikir saja, kemudian meninggalkan ibadah-ibadah yang sifatnya wajib.
"Hal hal yang wajib kita tuntaskan, yang sunnah kita lakukan terus sehingga mencapai sebuah terminal yang di situ kita menemukan halawatudz dzikri atau halawatul imam, manisnya zikir atau manisnya iman. Yang mana saat itu semua gerakan kita itu sudah mengarah kepada Allah semua," pungkasnya.