KH Abun Bunyamin: Santri, Tidak Ada Istilah Mantan

Purwakarta, JATMAN Online – Pimpinan pondok pesantren Al Muhajirin Purwakarta KH Abun Bunyamin mengatakan, tidak ada istilah mantan bagi santri, selamanya dapat disebut santri, apabila memenuhi empat ciri.
Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan tausiyah pada acara Halal Bi Halal Santri Alumni Al Muhajirin dari angkatan 1993 – 2021 di Pondok Pesantren Al Muhajirin Pusat, Jalan Veteran, Purwakarta, Senin (16/5).
“Santri itu tidak ada istilah mantan, kalau lurah, PNS, pejabat itu ada mantannya, sedangkan santri tidak. Berarti kalau sudah mantan tidak ada ciri kesantrian lagi,” kata kiai Abun dikutip dari NU Online Jabar.
Santri itu, menurutnya, ada empat ciri yang melekat pada santri. Pertama rajin beribadah. Hal tersebut sudah terkenal sedari dulu bahwa santri itu ahli ibadah, baik di pondok maupun di luar pondok tetap rajin ibadahnya.
Kemudian kedua santri itu paham agama, dari mulai fikih, tauhid dan akhlak. Tentu yang paling mendasar adalah mampu dalam membaca Al Quran, sehingga layak menjadi imam di masjid.
“Ketiga memiliki akhlak yang baik. santun, ramah, akrab itu merupakan ciri santri. Keempat selalu siap untuk hidup mandiri, tidak bergantung kepada orang lain,” tutur kiai Abun yang juga merupakan Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat.
Kiai Abun menyebut makanya santri itu siap menjadi mujahid, siap jadi pejuang. Pejuang artinya yang siap berkorban banyak, baik pikiran, tenaga ataupun harta.
“Tidak pernah memikirkan berapa banyak harta yang didapat tapi hanya memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk agama Allah,” ujarnya.
Selain itu, kiai Abun mengamanatkan agar santri harus selalu belajar, tidak ada kata berhenti dalam belajar. Bila berhenti belajar karena sudah merasa pintar, sesungguhnya itu tanda dari kebodohan.
“Anak-anaku sekalian apakah hari ini bapak berhenti belajar? tidak. Bapak tidak pernah berhenti belajar, selalu membaca, mutholaah, menulis, menghafal dan mengajar,” ungkap kiai Abun.
Terakhir, Kiai Abun merasa tidak ada kebahagiaan kecuali kita dapat bersilaturahmi, bermuwajahah. Karena hal seperti ini tidak bisa kita lakukan setiap bulan apalagi setiap minggu atau hari, kita hanya dapat melakukan dalam satu tahun ini. Kiai Abun berharap silaturahmi pada hari ini semoga menjadi barokah bagi kita semua.