Keutamaan Malam Nisfu Syaban Menurut Habib Umar bin Hafidz

Habib Umar juga menceritakan bagaimana Sayyidina Ali bin Abi Thalib menyendiri untuk beribadah pada empat malam dalam setahun, yaitu malam pertama di bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, serta dua malam Idul Fitri dan Adha. Di antara doanya pada malam-malam tersebut, اللهم مغفرتك للظالمين وانا من الظالمين فاغفرلي “Ya Allah sesungguhnya ampunan-Mu untuk orang-orang zalim dan aku termasuk orang zalim, maka ampunilah aku.

Februari 22, 2024
Keutamaan Malam Nisfu Syaban Menurut Habib Umar bin Hafidz

Jakarta, JATMAN Online - Habib Umar bin Hafidz pengamal Thariqah Alawiyah mengatakan tentang keutamaan malam Nisfu Syaban dengan hadis dan berbagai riwayat. 

"Dalam riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saw. mendapatkan kunjungan dari Jibril dan memberitahukan keutamaan malam Nisfu Syaban dan memerintahkannya untuk mengunjungi pemakaman Baqi," ujar Pimpinan Darul Musthafa Tarim, Hadramaut, Yaman. 

Habib umar juga menceritakan bahwa Istri Rasulullah saw., Ummul Mukminin Aisyah merasa kehilangan Rasulullah dan menyangka bahwa beliau pergi mengunjungi istri yang lainnya, namun ternyata beliau tengah bersujud bermunajat kepada Allah Taala. 

"Disebutkan pada riwayat yang lain bahwa Aisyah mendapati Rasululllah saw. tengah berziarah kubur dan mendoakan para penghuni kubur," ungkapnya. 

Habib Umar juga membawakan riwayat yang lain bahwa Aisyah mendengar Rasulullah saw. tengah merendah di hadapan Tuhannya, beliau merenungkan karunia pemberian Allah dan mengakui dosa-dosanya, padahal beliau adalah makhluk paling suci yang tidak berdosa (maksum).

"Hendaknya kita merendah dan bersimpuh kepada Allah pada malam mulia ini (Nisfu Syaban)," harapnya. 

Habib Umar juga menceritakan bagaimana Sayyidina Ali bin Abi Thalib menyendiri untuk beribadah pada empat malam dalam setahun, yaitu malam pertama di bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, serta dua malam Idul Fitri dan Adha. 

Di antara doanya pada malam-malam tersebut, 

اللهم مغفرتك للظالمين وانا من الظالمين فاغفرلي

Ya Allah sesungguhnya ampunan-Mu untuk orang-orang zalim dan aku termasuk orang zalim, maka ampunilah aku.

"Inilah makna merendah di hadapan Allah. Wahai orang-orang yang menghabiskan usianya tanpa merasakan kenikmatan merendah di hadapan Allah, janganlah haramkan dirimu sendiri sedangkan engkau adalah orang beriman, untuk meraih karunia yang besar ini," jelasnya. 

Habib Umar juga mengungkapkan bahwa merendah di hadapan Allah adalah puncak kenikmatan bagi orang-orang yang beriman, merendah kepada Tuhan semesta alam adalah keagungan yang abadi, dan kebanggaan yang besar bagimu.

"Demi Allah, tidaklah memuliakan Allah kecuali yang merendah di hadapan keagungan-Nya dan menghadap Allah dengan keseluruhannya," pungkasnya. 

Penulis: Abdul Mun'im Hasan