Harlah ke-25 Ponpes Sunan Bejagung Tuban, Ini Pesan Rais Aam PBNU

September 28, 2023 - 11:50
September 28, 2023 - 14:34
 0
Harlah ke-25 Ponpes Sunan Bejagung Tuban, Ini Pesan Rais Aam PBNU

Tuban, JATMAN Online – Puncak peringatan hari lahir (Harlah) ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung Tuban yang diasuh KH Abdul Matin Djawahir diisi dengan Istighotsah Ijazah Kubra dan Doa Bersama 25 Habaib dan Kiai Sepuh di Desa Semanding, Tuban, Jawa Timur, Ahad (4/6/2023).

Turut hadir beberapa tokoh seperti Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Rais Syuriyah PWNU Jatim KH M Anwar Manshur, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Bupati Tuban, dan Forkopimda Tuban, yang mendapat sambutan meriah dari kalangan ibu-ibu yang hadir ribuan pengunjung itu.

Rais Aam Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar dalam tausiyahnya mengingatkan, Islam menekankan pentingnya ilmu. Ilmu akan memberikan manusia pada derajat yang tinggi.

“Selama ada ilmu maka ambillah. Bisa di Indonesia sendiri, tapi juga bisa di luar negeri. Di mana pun. Sehingga, ilmu akan memberikan manfaat bagi terjaganya ajaran Islam,” kata Pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Surabaya.

Memang, sekarang ada diperdebatkan soal keturunan (sanad). Padahal, Rasulullah Muhammad saw telah berwasiat bahwa “Siapa tidak berilmu niscaya nasab (keturunan) tidak memberi manfaat.”

Kiai Miftach mengatakan adanya pemberian beasiswa dari Pemprov Jatim semestinya mendapat sambutan bagi kaum santri dan umat Islam secara luas. Tapi yang perlu dipahami, pemberian beasiswa tentu dikhususnya bagi yang kurang mampu membiayai untuk menuntut ilmu ke luar negeri, seperti di Universitas Al-Azhar, Mesir.

“Ya, bila selama ini Al-Azhar hanya mengenal satu jalur seperti Gontor, kini Nahdlatul Ulama telah menjalin hubungan yang baik dengan Al-Azhar,” tutur Kiai Miftach.

Dikatakan, Syaikh Ali Jum’ah, mufti Al-Azhar, dalam satu forum internasional di Malaysia belum lama ini, bisa bertutur soal Nahdlatul Ulama sampai detail. Hal ini menunjukkan apresiasi dan pemahaman pihak luar negeri terhadap eksistensi NU, yang kini telah memasuki abad kedua.

“Alhamdulillah, NU telah menjadi bagian pembicaraan dan perannya di dunia internasional,” ucap Kiai Miftachul Akhyar.  

Demikian pula Grand Syaikh Al-Azhar, DR Thayyeb, menyatakan dukungannya terhadap NU dan bersama-sama menghimpun kemampuannya untuk mengembangkan dakwah Islam ala Ahlussunah wal Jamaah di muka bumi ini.  

“Sehingga, kita berharap agar ajaran Islam bisa ditegakkan sebagaimana telah digariskan para muasis dan pendiri awal Nahdlatul Ulama,” jelasnya.

Tak lepas, Rais Aam PBNU juga menyampaikan apresiasinya terhadap Pondok Pesantren Sunan Bejagung. Peringatan Harlah ke-25, cukup mengesankan sebagai forum mencari ilmu dan keberkahan hidup.  

“Saya tadi masuk, jalan-jalan penuh pengunjung. Dalam hati saya tanya: ini muktamar atau istighotsah?. Alhamdulillah, para pengunjung ingin memperoleh ilmu dan barokah dari majelis dan pondok pesantren ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengatakan, ulama di Indonesia telah menanamkan pentingnya menuntut ilmu keagamaan.

“Begitu penting bagi umat Islam untuk memahami pendidikan pesantren. Pendidikan pesantren bersanad (tersambungnya ilmu kepada para ulama terdahulu hingga pada Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam,” tuturnya.

Memang, orang di luar NU, terbiasa menggunakan google, tapi belum tentu memahami nilai-nilai ajaran Islam sesungguhnya.

“Sedang pendidikan di pondok pesantren, mempunyai ketersambungan ilmu dan nasab,” sambung Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang.