Habib Husein Ja’far Al Hadar menyebutkan bahwa sekarang ini banyak sekali kasus perpecahan sesama muslim yang bermula dari kesalahpahaman. Sebabnya banyak yang mencari ilmu dari sumber yang tidak otoritatif yakni di internet. Sedangkan di internet banyak sekali website-website Islam logika hitam-putih atau orientasinya hanya pada hukum agama (fiqih) tanpa digali makna universalnya. Bahayanya, website yang seperti ini yang banyak diminati dan dijadikan rujukan masyarakat.
“sudah saatnya media Islam moderat collab agar tidak collapse. Disinilah waktunya website Islam moderat memborbardir algoritma digital dengan memperbanyak konten-konten kreatif yang menarik masyarakat”. Hal itu ia sampaikan dalam webinar “Literasi ala Manhaj al-Wasathiyyah” yang diadakan oleh Majalah Ibadah.id dalam rangka penutupan lomba literasi santri menulis untuk menyambut Hari Santri Nasional, Rabu (07/10) Sore.
Habib Husein menyebutkan setidaknya ada tiga kelemahan media Islam moderat dalam menguasai media online di Indonesia.
“Pertama, masih kurangnya minat masyarakat terhadap media-media Islam moderat. Kedua, kurangnya penguasaan teknologi oleh sebagian besar muslim moderat. Dan ketiga, kurang banyaknya konten-konten kreatif yang menarik perhatian masyarakat luas, bukan hanya sesama kelompok moderat saja”. Kata Habib Husein founder channel youtube Jeda Nulis.
Ada dua cara yang ditawarkan oleh Habib Husein dalam mengarus utamakan Islam moderat di dunia digital. Yakni dengan memperbanyak kata kunci Islam dengan nilai-nilai Islam – spiritual Islam atau tasawuf – yang dibungkus dengan menarik. Dan membangun jejaring media digital Islam moderat.
“Kunci bersaing di dunia digital adalah kolaborasi. Tanpa collab anda collapse. Jika tidak berkolaborasi dengan yang lain maka anda akan mati. Kita masih lemah karena masih bergerak sendiri-sendiri.” Tutupnya dalam seminar daring tersebut.
Acara seminar daring dihadiri berbagai penulis santri dari pelosok negeri, kalangan pondok pesantren, Ma’had Aly, Madrasah Aliyah sampai universitas. (Silvia)