Bangsa-bangsa di seluruh dunia tak kecuali bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi cobaan pandemi (global pandemic). Jutaaan warga dunia terpapar virus jenis corona (covid-19). Sebagian yang terpapar kembali pulih, sebagian lainnya tidak bisa bertahan.
Bangsa kita sejatinya bangsa yang kuat dan memiliki daya tahan menghadapi serangan wabah ini. Kekuatan dan daya tahan bangsa kita antara lain berasal dari kebiasaan dan kondisi kehidupan mayoritas bangsa kita yang terbiasa “berinteraksi” dengan virus yang ada di lingkungan terdekat mereka. Jadi survival mode-nya otomatis berjalan di segala cuaca dan kondisi buruk, termasuk memasuki masa pandemi ini.
Kekuatan dan daya tahan bangsa kita juga datang dari sistem kepercayaan yang berbasis spiritual. Keyakinan spiritual mereka pada level tertentu menjadi sumber ketenangan dan optimisme meski di dera keadaan terburuk sekali pun. Sikap mental seperti ini, seperti akan dijelaskan dalam tulisan ini, sangat penting dimiliki. Tidak sedikit juga anak bangsa kita yang mengimani bahwa semua yang terjadi adalah ujian kesabaran yang jika mampu melewatinya akan meraih kemuliaan. Demikian, mereka lebih tabah dan tangguh menghadapi semua –sebuah sikap jiwa yang juga sangat diperlukan di situasi pandemi plus resesi ini.
Pandemi, Ujian Tauhid
Di masa pandemi covid-19 ini, bangsa Indonesia khususnya umat Islam, mesti berhati-hati memilih kata atau Isiah yang bisa menodai kesucian jiwa bahkan membatalkan tauhid. Haramkan lisan kita untuk berkata: “virus mematikan” atau “penyakit mematikan”. Sabda Tuan Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs, “Tidak ada yang mematikan kecuali yang menghidupkan”. Apa artinya?
Kuasa tunggal yang mematikan –seluruh makhluk hidup– itu hanya ALLOH yang Maha Hidup dan Menghidupkan, “المميت itu pasti المحيي,” demikian tandas Mursyid Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah Ma’had Suryalaya ini. Bukan virus! Kalau kita sembrono menggunakan kata “virus mematikan” maka Tauhid kita rusak.
Pernyataannya disandarkan pada Firman ALLOH ‘azza wajalla:
وَهُوَ الَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ وَلَهُ اخْتِلٰفُ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Dan Dialah (Alloh) yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pergantian malam dan siang . Apakah kamu tidak berpikir?” (QS. Al-Mu’minun/23 : Ayat 80)
Pada bagian Surat-surat yang lain Firman-NYA:
هُوَ الَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۖ فَإِذَا قَضٰىٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُنْ فَيَكُونُ
“Dialah (Alloh) yang menghidupkan dan yang mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu , Dia hanya berkata kepada sesuatu itu, Jadi! Maka jadilah sesuatu itu.” (QS. Ghofir/40: 68)
… لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۖ فَئَامِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ …
“… tidak ada Tuhan (yang berhak diibadahi dengan sebenar-benarnya) selain Dia (Alloh), yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Alloh dan Rosul-Nya…” (QS. Al-‘Arof/7:158)
Menjaga dan memperbaiki tauhid pada diri kita itu sangatlah penting. Syeikh Abdul Malik Romadhon hafizhohulloh berkata, “Sesungguhnya memperbaiki tauhid bagi agama -seseorang- seperti kedudukan perbaikan jantung bagi badan.” (Sittu Durar min Ushul Ahli al-Atsar, hal. 16)
Di masa mewabahnya tho’un [pandemic/الطاعون] Guru-guru Sufi Agung tegas menyatakan bahwa solusi tunggal mengatasinya ialah dengan memperbanyak dzikrulloh. Bukan sembarang dzikir, tapi dzikir yang resepnya resmi dari الطبيب الاروح, yakni, para Syeikh Mursyid di setiap masa sebagai penerus dan pewaris resep Kesehatan Jiwa manusia dari Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam yang terangkai dalam Ahli Silsilah Thoriqoh.
Tentang keutamaan Dzikir dengan resep resmi, yang bersanad sampai Rosululloh –atau disebut dzikir dari Thoriqoh Mu’tabaroh, Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin (Abah Anom) dalam karya masterpiece-nya Kitab Miftahush Shudur mengatakan:
وَكَانَ الذِّكْرُ لاَ يُفِيدُ فَائِدَةً تَامَّةً إِلاَّ بِالتَّلْقِينِ
Dan adalah dzikir tidak akan memberi manfaat yang sempurna kecuali dengan ditalqinkan.
Apa manfaat yang sempurna dari Dzikir dari Ahlut Talqin? Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul qs menyampaikan:
مَنْ ذَكَرَ اللهَ تَعَالٰى حَفِظَهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ
Barangsiapa yang berdzikir kepada Alloh Ta’ala maka Alloh pasti menjaganya dari segala sesuatu.
Berkata juga Syeikh Abdul Wahab Asy-Syaroni dalam kitabnya, Minahus Saniyyah :
وَاعْلَمْ أَنَّ بِذِكْرِاللهِ تَعَالَی تُدْفَعُ اْلاٰفَاتُ
Dan ketahuilah dengan dzikir kepada Alloh Ta’ala ditolak berbagai macam penyakit (penyakit dhohir dan penyakit bathin).
اَلذِّكْرُ سَيْفُ الْمُرِيْدِيْنَ بِهِ يُقَاتِلُوْنَ اَعْدٓاءَهُمْ مِنَ الْجِنِّ وَاْلاِنْسِ
وَبِهِ تَدْفَعُوْنَ اْلاٰفَاتِ الَّتِيْ تَطْرُقُهُمْ
Dzikir adalah pedangnya para murid yang dengan dzikir tersebut mereka memerangi musuh-musuh mereka dari golongan jin dan manusia dan dengan dzikir tersebut mereka menolak berbagai macam penyakit yang menyerang mereka.
Secara spesifik, mufassir asal Indonesia, Prof Dr Quraish Shihab dalam salah satu tafsirnya menyebutkan bahwa salah satu transformasi gangguan jin itu adalah virus. Dengan demikian, dzikirulloh itu mencegah sekaligus menolak virus.
Dzikir Thoriqoh: Menguatkan Iman, Meningkatkan Imun System
Bagaimana menjelaskan Dzikir yang tata caranya melalui vaksinasi Talqin Dzikir menyehatkan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan bisa mematikan virus?
Pertama, desain perception tubuh manusia itu sendiri sesungguhnya super canggih. Di antara kecanggihannya ialah sejak awal sudah dirancang-NYA memiliki sistem kekebalan (imun system): anti-bodi. Tubuh yang sehat imun systemnya akan otomatis menolak jika ada sesuatu yang asing –seperti virus– masuk. Artinya, tubuh punya self-defense mechanism.
Dalam kondisi tubuh yang prima, anti-bodi ini bisa serta merta menyerang balik, melumpuhkan dan mematikan ‘benda asing’ yang masuk. Jadi tubuh yang tingkat kekebalannya tinggi bisa membunuhi virus-virus itu. Lalu bagaimana agar tubuh punya antibodi/imunitas tinggi di atas rata-rata?
Tubuh itu sendiri, asal tahu caranya, punya cara tersendiri untuk menjaga antibodi tetap prima bahkan terus meningkat tanpa rangsangan obat-obatan. Bagaimana? Sederhana dengan cara: mengeluarkan suara berirama, mengatur hembusan nafas keluar-masuk dan menggerakkan tubuh ke arah-arah tertentu.
Tentu bukan sembarang suara, bukan sembarang olah nafas, dan bukan sembarang gerakan tanpa arah, melainkan irama suara dzikir kalimatus syifa, nafas dengan hembusan kalimatut thoyyibah, dan gerakan kepala yang terarah menghujam ke arah dua jari di atas-bawah susu kiri dan kanan.
Perpaduan suara dan gerakan inilah yang secara kimia alami akan memantik dua kekuatan super dahsyat: [1] Menguatkan sistem keimanan yang bertransformasi pada sikap jiwa hilangnya perasaan takut kepada selain-NYA. Seorang yang imannya kuat tidak akan takut virus bahkan tidak takut kematian sekalipun. Sikap jiwa ini sangat penting karena akan melahirkan efek spiritual seperti digambarkan Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam.
من خفى الله خفه كلّ شيئ،
Barang siapa yang takut hanya pada Alloh akan ditakuti segala sesuatu. Sikap jiwa tiada rasa takut terhadap apapun hanya kepada Alloh berkelindan dengan pont berikutnya.
[2] Meningkatkan imun system akibat produksi massal hormon endorfin secara alamiyah, hormon yang menyehatkan jiwa karena antara lain mengeluarkan efek bahagia. Kebahagiaan yang melimpah akan membuat seseorang hidupnya tenang, senang, jauh dari kepanikan, ketakutan. Hormon dan kondisi psikologis yang bahagia karena mengingat –diingat dan bersama– Yang Maha Mematikan-Menghidupkan inilah penyumbang tertinggi naiknya antibodi/imunitas. Kalau seseorang tinggi imunnya karena imannya maka virus pun mati –dimatikan sendirinya.
Kedua, virus seperti Covid-19 yang biasa menyerang dan bersarang di jalur pernafasan hanya bisa dibasmi dengan dibakar dan dihanguskannnya hantaran energi panas di dalam tubuh. Tentu bukan sembarang udara suhu panas, melainkan energi panas yang bersumber dari vibrasi suara dan gerakan Api Dzikir. Vibrasi suara dan gerakan dzikir berfrekuensi tinggi inilah yang menggenerate energi panas.
Nabi Shollaho ‘alaihi wasallam menyatakan, الذكر نار للشّياطين. Dzikir itu api bagi virus Syetan pengganggu. Maka berdzikirlah senafas-senafas maka vibrasi energi Api Dzikir itu akan membakar, menghanguskan virus. Energi panas Api Dzikir, ditegaskan Tuan Syeikh, lebih panas dari api Neraka Jahannam. Hangus terbakar matilah virus-virus itu bahkan hanya dengan hembusan hawanya saja.
Demikianlah tawaran solusi, tips sehat dari dokter ruh, para Syeikh Mursyid Thoriqoh. Tawaran solusi ini momentum di tengah banyak wilayah di sepanjang tahun ini ditetapkan pemerintah sebagai kawasan zona merah (red zone). Haturterimakasih kepada Guru Kekasih ALLOH yang telah mengajarkan bagaimana menjalani gaya hidup sehat dengan dzikir khusus di era pandemi ini.[]