Di Tengah Modernisasi Pendidikan Pesantren, Gus Yahya Ingatkan Pentingnya Pengajaran Kitab Kuning

Februari 27, 2024 - 13:08
Di Tengah Modernisasi Pendidikan Pesantren, Gus Yahya Ingatkan Pentingnya Pengajaran Kitab Kuning

Probolinggo, JATMAN Online – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengingatkan pentingnya keberlangsungan pengajaran kitab kuning di tengah modernisasi pendidikan pesantren dan perkembangan lembaga pendidikan formal modern.

"Pondok pesantren yang sudah punya perguruan tinggi, punya berbagai macam lembaga pendidikan formal yang beragam di semua lini pendidikannya, tetap tidak meninggalkan kitab kuning. Ini penting," kata Gus Yahya pada Malam Puncak Haflatul Imtihan Ke-92 Putra, Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (24/2/2024).

Gus Yahya menjelaskan tidak meninggalkan kitab kuning adalah bagian dari menjaga asas dan tujuan awal dari keberadaan pondok pesantren, yaitu memberikan pendidikan syariah kepada masyarakat, khususnya para santri.

Gus Yahya menyampaikan misi untuk mengejar pengembangan yang lebih canggih dari pondok pesantren secara kelembagaan dengan mengembangkan macam-macam bentuk kegiatan baru yang mengikuti modernisasi, hendaknya tak menjadi alasan untuk melupakan tujuan awal dari hadirnya pondok pesantren.

"Jangan sampai dilupakan tujuan dasar dari kehadiran dan keberadaan pondok pesantren, yaitu sebagai pusat pendidikan syariah untuk masyarakat, karena ini adalah wadzifah asal dari para kiai-kiai kita," ucapnya dilansir dari laman NU Online.

Sejak zaman Wali Songo dan masa sebelumnya, lanjutnya, kehadiran ulama di tengah masyarakat adalah untuk mendidik dan mendakwahkan tuntunan agama Islam. Karena itu, pendidikan syariah di pondok pesantren tidak boleh dilupakan.  

Kiai kelahiran Februari 1966 itu menilai bahwa Pesantren Zainul Hasan Genggong telah menjadi percontohan lembaga pendidikan berbasis pesantren yang tetap menjaga nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi pendidikan di Indonesia.

"Pondok Pesantren Zainul Hasan ini, apa pun bidang studi yang dijalani oleh santri, dari jenjang awal sampai dengan jenjang akhir, tidak meninggalkan pengajaran kitab kuning. Ini fundamental. Ini sangat mendasar," terangnya

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu berharap semoga semua pondok pesantren tidak melupakan pengajaran kitab kuningnya.

“Saya sangat berharap bahwa ini juga akan didengar oleh semua pondok pesantren yang lain, kitab kuning tidak boleh ditinggalkan,” ungkapnya.