Cara Mengenali dan Mengobati Sifat Hasud

September 18, 2023
Cara Mengenali dan Mengobati Sifat Hasud

Munculnya Hasud

Hasud merupakan salah satu dari tiga penyakit hati yang paling banyak menyerang hati seorang hamba, selain riya dan sombong. Hasud atau hasad dalam istilah kita adalah iri-dengki. Menurut Imam Ghazali dalam Kitab Bidayatul Hidayah, hasud adalah sikap merasa keberatan dengan nikmat Allah yang telah diberikan kepada hamba-Nya yang lain baik berupa ilmu, harta dan popularitas, sehingga ia merasa senang jika nikmat tersebut hilang dari hamba-Nya itu tersebut.

Secara sederhana, jika anda ingin melihat apakah ada hasud di hati anda, yaitu anda merasa iri jika melihat orang lain hidup senang, atau merasa bahwa hanya anda-lah yang berhak memiliki segala sesuatu. Perilaku hasud umumnya dapat didasari dengan adanya (1) kebencian dan permusuhan, (2) perasaan sombong (takabbur), (3) selalu ingin menonjol (tidak ingin diimbangi posisinya), dan (4) sikap pelit atau kikir.

Imam Al-Ghazali secara lebih gamblang menguraikan bahwa sifat hasud itu diawali dari sifat pelit dan syahih. Pelit itu jika anda tidak rela memberikan sebagian harta kepada orang lain, sedangkan syahih itu jika Anda tidak rela bila Allah memberikan nikmat kepada orang lain. Syahih itu lebih buruk dari pelit. Gabungan dari kedua sifat ini akan memunculkan sifat hasud.

Tingkatan Hasud

Hasud memiliki empat tingkatan seperti yang dijelaskan oleh Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Maraqil Ubudiyah bi Syarh Bidayatil Hidayah.

Tingkatan pertama, anda merasa keberatan dengan nikmat yang diterima orang lain dan menginginkan nikmat tersebut hilang karena menginginkannya walaupun anda tidak mendapatkan nikmat tersebut. Hasud tingkat pertama ini dilarang.

Tingkatan kedua, anda menginginkan nikmat pada orang lain hilang lalu berpindah kepada anda karena menginginkannya. Hasud tingkat kedua ini juga dilarang.

Tingkatan ketiga, anda tidak menginginkan nikmat pada orang lain untuk diri anda, namun ingin nikmat yang sama. Hasud yang seperti ini diperbolehkan dan disebut ghibthah. Namun, bila gagal mendapatkan nikmat tersebut, kemudian ingin nikmat tersebut hilang supaya sama dengan dirinnya, maka ini hasud yang dilarang.

Tingkatan keempat, anda menginginkan nikmat seperti pada orang lain, namun jika tidak berhasil mendapatnya maka tidak ingin nikmat tersebut hilang dari orang tersebut. Hasud yang demikian lebih baik dari lainnya dan diampuni bila berkaitan dengan urusan dunia. Namun, bila berkaitan urusan akhirat justru disunnahkan.

Bahaya Hasud

Hasud dapat menimbulkan lima hal buruk, yaitu (1) rusaknya ketaatan, (2) perbuatan maksiat dan buruk, (3) lelah dan sedih yang tidak berfaedah, (4) membutakan hati dan (5) pengingkaran.

Bahaya hasud sudah sangat jelas dalam sebuah hadist Muhammad Nabi Saw:

عَنْ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ

“Dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Janganlah kalian saling membenci, saling hasud menghasud, saling belakang membelakangi dan saling memutuskan tali persaudaraan, tapi jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara, seorang muslim tidak diperbolehkan mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Bukhari)

Bahkan, akibat dari hasud adalah terhapusnya pahala-pahala kebaikan anda, seperti dalam hadist Nabi Saw:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ

“Jauhkanlan dirimu dari sifat dengki, karena dengki itu memakan kebaikan, sebagaimana api melahap kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)

Cara Mengobati Hasud

Terapi untuk mengatasi penyakit hasud antara lain:

Pertama, anda menyadari bahwa sifad hasud dapat membahayakan dirimu baik di dunia dan akhirat. Di dunia, anda akan mendapatkan kesengsaraan secara psikologis yang berkepanjangan baik siang ataupun malam. Di akhirat, Anda akan rugi karena sifat hasud hanya akan menghapus pahala yang telah anda buat selama di dunia.

Kedua, anda tumbuhkan sifat qana’ah. Qana’ah adalah sikap menerima apa yang menjadi hak anda dan mencukupkan untuk kebutuhannya. Sehingga, anda merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki, dan tidak menginginkan nikmat yang dimiliki oleh orang lain.

Ketiga, anda perbanyak zikir dan berdo’a. Apabila anda masih merasa kesulitan untuk mengatasi sifat hasud, maka perbanyaklah istighfar, semoga Allah mengampuni perbuatan hasud yang anda perbuat. Kemudian, berdo’alah kepada Allah supaya dibantu untuk menghindari sifat hasud dalam hati anda. Wallahu a’lam.